Melantjong Petjinan Soerabaia Episode 3 – Ario

Melantjong Petjinan Soerabaia Episode 3 – Ario


Okay berlanjut postingan saya mengenai bongpai dari sebelumnya kali ini perjalanan dilanjutkan ke Ario prosuden/pembuat peti mati dan siupan yang terletak di jalan dinoyo 94-96 dekat kampus WM (Widya Mandala). Di Ario ini jumlah karyawan sebanyak 50 orang namun juga tergantung pada kesibukan,misal banyak order dan event maka jumlah karyawan bisa bertmbah. Rekor yang pernah dipecahkan dalam sehari terdapat 18 pemakaman.

Ario petimati ini di rintis sendiri oleh Pak Ario Karyanto yang memiliki anak perempuan, Yohana disekolahkan khusus jurusan kuburan di Amerika. Kalau tidak salah Yohana sendiri pernah masuk liputan koran jawapos mengenai jurusannya yang agak melenceng karena kuliah kuburan sampai di Amerika*kalau tidak salah loh ya*.

Yohana sendiri lulusan ilmu pemakaman, di America sendiri ada sekitar 37 universitas yang memiliki jurusan ilmu pemakaman. Dengan materi-materi yang membahas :

  • Pengenalan budaya bangsa-bangsa
  • Psikologi
  • Chemistry dalam make-up supaya orang yang telah meninggal kelihatan orang tidur
  • Hukum
  • Seni restorasi, misalnya orang yang kecelakaan parah di buat seperti tidak terjadi apa-apa

Mr Richard suami dari Yohana menceritakan di China sana terdapat 4 musim, cingbing sendiri bertepatan dengan perubahan musim dimana 45 hari setelah musim semi.cara cingbing menunjukkan keluarga yang ditinggal oleh yang meninggal menghargai orang yang meninggal dengan membersihkan kuburan. Jaman sekarang cingbing dipermudah, era dahulu dalam perayaan cingbing, saudara yang paling tua harus dating di kuburan untuk berdoa namun sekarang sudah tidak harus pergi ke kuburan, bisa dengan bersembahyang di meja altar rumah yang ada foto dari yang meninggal juga sudah termasuk memperingati cingbing.

Di Taiwan dan Singapore tidak ada tanah untuk kuburan dan hampir dipastikan 100% jenazah akan dibakar/kremasi. Sedangkan tanah di Indonesia begitu luas dan masyarakat tionghoa di Indonesia sudah bercampur dengan budaya muslim untuk mengubur jenazah, oleh karena itu kebanyakan orang tionghoa di Indonesia mengubur yang meninggal dengan dikebumikan kembali ke tanah dengan prinsip dari tanah kembali ke tanah dan tidak menyukai kremasi.

Budaya masyarakat tionghoa di Indonesia yang setelah kremasi akan menyebar abu jenazah di laut, sedangkan orang di China takut menyebar abu jenazah di laut karena mereka tidak tahu kemanakah arah abu jenazah akan pergi. Menurut Mr Richard, pemakaman di laut yang benar adalah menaruh peti langsung ke laut bukan dengan menyebar abu jenazah ke laut.

Menurut Mr.Richard ceng beng adalah kegiatan mengenang yang anda kasihi bukan harus pergi ke kuburan, karena ceng beng/cing ming adalah tradisi lluhur saja. Jadi kalau tidak bisa ke kuburan. Makanya di rumah orang tionghoa biasanya ada foto dari orang yang dikasihi dan anak-anak keluarga kita di minta untuk pay-pay dan menghormati leluhur. Jadi pemikiran ceng beng bukan bersih-bersih kuburan.

Melantjong Petjinan Soerabaia Episode 3 – Bongpay

Melantjong Petjinan Soerabaia Episode 3 – Bongpay


Okay berlanjut postingan saya introduction dari sebelumnya setelah dari Bibis no 3 yang dulunya adalah Kantor redaksi Sin Ti Po berlanjut naik angkot menuju tempat pembuatan bongpay/nisan praloyo yang terletak di jalan bunguran 91 yang lokasinya terus lurus setelah pasar atom dan sebelum jalan kembang jepun (Kya-Kya).

Bongpay sendiri berarti nisan yang dipasang dikuburan tionghoa. Bong yang perarti kuburan/makam. Pay berarti berdoa/menghormati atau biasa disebut pay-pay dalam bahasa mandarin.

Pemilik dari toko Tjwan Tik Sing (Nisan Praloyo) adalah Pak Suwanto yang menjadi penerus generasi ke-3 dari bisnis Bongai ini. Toko perusahaan batu bongpay sudah berdiri sejak tahun 1937. Persaingan dalam bisnis Bongpay selalu ada. Bahan batu dari bongpay ini di datangkan dari Makasar, ujung pandang. Namun kualitas batu dari makasar akan mengikis setelah 10 tahun lamanya. Kemudian di datangkan dari Jawa tengah, namun kualitas cepat berubah warna batu. Kemudian di coba lagi batu yang berasal dari Bandung, namun kandungan air pada batu cukup banyak.

Harga dari bongpay sendiri paling murah adalah Rp.2,5 juta dengan kualitas biasa. Pada jaman dahulu bongpay dibuat dari batu kemudian di jaman sekarang mulai beralih ke marmer/granit selain lebih awet namun juga lebih elegan dalam estetika bongpay.

Pertanyaan menarik dari salah seorang pengikut tur ini menanyakan apakah batu nisan bongpay sendiri dapat diganti misal dengan plastic atau apa kenapa kok pakai batu? Jawabannya adalah kepercayaan orang tionghoa, yang menggunakan batu sebagai bongpay kuburan karena batu yang bersifat alam. Dan yang berasal dari alam akan memiliki kekuatan alam sehingga tidak boleh diganti dengan material lain. Bisa saja plastik atau batu campuran dibuat tapi namanya adalah membohongi.

Ada aturan dalam pembuatan bongpay dilihat dari segi hongshui/fengshui. Jadi orang akan repot-repot membuat bongpay karena ada sangkut pautnya dengan fengshui keturunan dari yang meninggal tersebut. Sehingga pembuatan bongpay harus hati-hati dan tidak asal mencari suhu(pendeta). Karena bala/musibah yang terjadi bukan untuk yang meninggal tapi yang masih hidup. Biasanya dalam penulisan bongpay warna orang yang sudah meninggal berwarna kuning emas dan yang masih hidup berwarna merah, jika orang yang berwarna merah telah tiada maka tulisan pada bongpay akan dirubah menjadi kuning emas juga.